"Kami
mendesak agar pelajaran mengenai TIK ini kembali dimasukkan ke dalam
kurikulum," ujar Ketua Umum Ikatan Guru TIK Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI), Bambang Susetyanto, Sabtu (27/1).
Bahkan, kata Bambang, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan
Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Harris Iskandar
mengatakan bahwa guru-guru PAUD "haus" akan pendidikan TIK. Bambang
juga meminta agar Kemdikbud tidak menganaktirikan guru TIK.
Sebelumnya,
Kemdikbud melakukan penghapusan pelajaran TIK pada Kurikulum 2013
dengan alasan mengurangi mata pelajaran. "Kemdikbud jangan
menganaktirikan guru TIK. Kami akan perjuangkan kembali masuk ke
kurikulum."
Sementara itu, pemerhati pendidikan Indra
Charismiadji mengatakan bahwa ada perbedaan pandangan antara Kemdikbud
mengenai pelajaran TIK tersebut.
"Kemdikbud masih
berpandangan bahwa pendidikan TIK itu masih sebatas belajar komputer dan
jaringan. Padahal itu zaman lampau, zaman sekarang pelajaran TIK itu
belajar sains komputer dan bisa mulai sejak dini," kata Indra.
Pelajaran
sains komputer atau 'coding' bertujuan untuk mengatasi permasalahan
yang ada. Anak diberikan kesempatan untuk berkreativitas dalam
memecahkan persoalan yang ada.
"Orientasinya tentu saja beda. Guru hanya berperan sebagai fasilitator saja, bukan sumber utama pengetahuan itu," papar Indra.
Sementara
itu, Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Guru dan Tenaga Kependidkan, Bambang Winardji,
mengatakan pendidikan TIK sendiri sudah diwadahi Kemdikbud dan
dimasukkan ke dalam muatan lokal.
"Untuk memenuhi beban
kerja, tidak hanya mengajar tapi bisa juga melalui mempersiapkan,
merencanakan dan menerapkan manajemen informasi di sekolah. Jadi guru
TIK bisa memenuhi beban kerjanya," kata Bambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar